Rabu, 08 Februari 2012


KEDUDUKAN PEMILIHAN DAN METODE DALAM PEMBELAJARAN
Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar
Oleh :
RAHAYU SRI SULISTYAWATI, S.Kom, M.Pd
1.   
     Salah satu usaha yang tidak pernah ditinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan belajar mengajar.

Dari hasil analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode yaitu:
a.     Metode sebagai Alat motivasi Ekstrinsik
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang    tidak kalah petingnya dari komponen lalinnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pengajaran. Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman. A.M (1988;90) adalah motif – motif yang aktif dan berfungsinya, karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.
b.      Metode Sebagai Strategi Pengajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relative lama. Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam – macam, ada yang cepat, ada yang sedang, dan ada yang lambat. Factor intelegensi mempengaruhi daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat lambatnya penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai.
c.       Metode sebagai alat unutk mencapai tujuan
Tujuan adalah suatu cita – cita yang akan dicapai dlam kegiatan belajar mengajar. Tujuan adalah pedoman yang member arah kemana keegiatan belajar mengajar akan dibawa. Metode adalah pelican jalan pengajaran menuju tujuan. Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka metode yang digunakan harus sesuai dengan tujuan. Antara metode dan tujuan jangan bertolak belakang. Artinya, metode harus menunjang pencapaian tujuan pengajaran. Bila tidak, maka akn sia – sialah tujuan tersebut.


2.    Pemilihan dan Penentuan Metode
       a. Nilai Strategi Metode
            Guru sebaiknya memperhatikan dalam pemilihan dan penentuan metode     sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di kelas.
                  b. Efektivitas Penggunaan Metode
Efektivitas penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam suatu pelajaran, sebagai persiapan tertulis.


3.    Pentingnya Pemilihaan dan Penentuan Metode
Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreativ bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemulihan dan penetuan metode yang bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran.

4.   Faktor – faktor yang mempengaruhi Pemilihan Metode
 Guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling serasi untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya, jjika memahami sifst – sifst masing – masing metode tersebut. Winarno Surahmad (1990; 97) mengatakan, bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa factor sebagai berikut :
a. Anak Didik
    Anak didik adalah manusia berpotensi yang mengahajatkan pendidikan.
b. Tujuan
    Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar.
 c. Situasi
     Situasi adalah suasana kegiatan belajar mengajar yang guur ciptakan tidak        selalu sama dari hari kehari.
d. Fasilitas
Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akna mempengaruhi pemilihan metode mengajar.
e. Guru
Guru adalah manusia berpotensi yang mengjarkan pendidikan.


3. Macam – macam Metode Belajar
   a.  Metode Proyek atau Unit
Metode proyek adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannnya secara keseluruhan dan bermakna. Dalam penggunaannya metode proyek memiliki:
a. Kelebihan :
1. Dapat memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam menghadapi masalah kehidupan
2. Dapat membina siswa dengan kebiasaan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam kehidupan sehari – hari secara terpadu.
3. Metode ini sesuai dengan prinsip – prinsip Didaktik modern.
b. Kekurangan :
1. Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini,baik secara vertical maupun horizontal belum menunjang pelaksanaan metode ini
2. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas
3. Pemilihan topic ini yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa, cukup fasilitas, dan sumber – sumber belajar yang diperlukan.
2. Metode Eksperimen
 Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalamji dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.

a. Kelebihan:
1. Membuat siswa percaya atas kebenaran.
2. Dalam membina siswa untuk membuat trobosan – trobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya.
3. Hasil – hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.
a. Kekurangan :
1. Metode ni lebih cocok dalam bidang sains dan tekhnologi
2. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan
3. Metode ini menuntut keuletan, ketelitian, danketabahan.
3. Metode Tugas dan Resitasi
 Metode Resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru meemberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
a. Kelebihan :
1. Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktifitas belajar individual atau kelompok.
2. Dapat mengembangkan kemandirian siswa.
3. Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa.
b. Kekurangan :
1. Siswa sulit dikontrol
2. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa.
3. Sering memberikan tugas yang monoton
4. Metode Diskusi
 Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa – siswa dihadapkan pada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau peertanyaan yang bersifat problematic untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
a. Kelebihan :
1. Merangsang kreatifitas anak didik
2. Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain
3. Memperluas wawasan
b. Kekurangan :
1. Tidak dapat dipakai dalam bentuk kelompok yang besar
2. Pessserta mendapat informasi yang terbatas
3. Pembicaraan terkadang menyimpang,sehingga memerlukan waktu yang panjang
5. Metode Sosiodrama
Metode Sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya,dan dalam pemakaian sering disilihgantikan sosiodrama pada dasarnya didramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah social.
 a. Kelebihan :
1. Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkraetifitas
2. Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina
3. Bahasa lisan siswa dapat dibina dengan bahasa yang baik
4. Bakat yang ada pada siswa dapat di pupuk
b. Kekurangan :
1. Sebagian anak mengikuti drama sehingga mereka kurangkreatif
2. Banyak memakan waktu
3. Memerlukan tempat yang luas
4. Sering kelas lain terganggu dengan suara pemain
6. Metode Demontrasi
 Metode Demontrasi adalah cara penyajian materi pelajaran dengan pemberian peragaan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses,situasi,atau benda sesuatu yang dipelajari.
Kelebihan ;
1. Siswa lebih mudah memahami materi pelajaran
2. Proses pengajaran lebih menarik
3. Siswa dirangsang untuk mengamati
Kekurangan :
1. Sulit untuk mendapatkan tempat dan peralatan dalam pelaksanaan pembelajaran
2. Metode ini memerlukan ketermpilan secara khusus
3. Demontrasi memerlukan perencanaan dan kesiapan khusus dan memerlukan waktu yang panjang.
7. Metode Problem solving
 Metode problem solving bukan sekedar metode mengajar, tetapi merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam metode solving dapat menggunakan metode lainnya yang dimulai dari mencari data hingga menarik suatu kesimpualan.
Kelebihan :
1. Metode ini bisa membuat pendidikan disekolah lebih relevan dengan kehidupan
2. Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa
3. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah yang nantinya dapat membiasakan siswa dalam menyelesaikan masalah.
Kekurangan :
1. Dalam penggunaan metode ini banyak memakan waktu
2. Mengubah kebiasaan siswa yang belajar dengan mendengar dan menerima informasi
3. Menentukan masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa
8. Metode Karya Wisata
Metode Karyawisata adalah cara mengajar dengan mengajar siswa kesuatu tempat atau Objek tertentu diluar sekolah seperti di museum untuk belajar tentang sejarah.
 Kelebihan :
1. Karyawisata adalh metode pembelajaran yang modern yaitu dengan memanfaatkan lingkungan untuk pengalajaran
2. Membuat pelajaran disekolah lebih relevan dengan lingkungan nyata
3. Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan actual
Kekurangan :
1. Sangat memerlukan perencanaan yang matang
2. Memerlukan koordinasi dengan guru serta bidang studi lain agar tidak terjadi tumpang tindih waktudan kegiatan selama karyawisata.
3. Sulit mengatur siswa dalam perjalanan dan mengarahkan mereka pada kegiatan studi yang dipermasalhkan
9. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab,terutama dari guru kepada siswa,bisa pula dari siswa kepada guru.
Kelebihan Tanya Jawab
1. Pertanyaan dapat menarik perhatian siswa ,sekalipun siswa tersebut sedang rebut.
2. Merangsang siswa dalam berpikir cepat,termasuk daya ingat
3. Mengembangkan keberanian siswa dalam proses belajar di kelas
Kekurangan metode tanya jawab
1. Siswa merasa takut, terlebih bila guru tidak mendorong siswa untuk berani.
2. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan daya pikir siswa
3. Waktu banyak terbuang
10. Metode Latihan
 Metode latihan bisa disebut juga dengan metode training merupakan metode pembelajaran yang baik dalam kebiasaan kebiasaan tertentu.Juga merupakan sarana untuk menjaga kebiasaan yang baik.
 Kelebihan :
1. Untuk memperoleh kecakapan motoris seperti menulis, menghafal, kalimat, membuat alat.
2. Untuk memperoleh kecakapan mentalseperti dalam perkalian dan penjumlahan serta pengurangan dan lainnya.
3. Pemanfaatan kebiasaan kebiasaan yang tidak memerlukan kosentrasi dalam pelaksanaannya.
4. Pembentukan kebiasaan kebiasaan membuat gerakan gerakan yang kompleks.
Kekurangan :
1. Dapat menimbulkan verbalitas
2. Membentuk kebiasaan yang kaku,karena bersifat otomatis.
3. Menimbulkan penyesuain secara statis kepada lingkungan
11. Metode Ceramah
 Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional , karena sejak dulu metode ini digunakan untuk komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam pembelajaran.
 Kelebihan :
1. Guru mudah menguasai kelas
2. Mudah mempersiapkan dan melaksakan
3. Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik
Kelemahan :
1. Menyebabkan siswa menjadi pasif
2. Mudag menjadi verbalisme
3. Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.
2.4. Praktek Penggunaan Metode
Dalam prakteknya, pengguanaan metode mengajar tidak digunakan sendiri – sendiri, melainkan merupakan kombinasi dari beberapa metode mengajar.
 1. Ceramah, Tanya Jawab, dan Tugas
 2. Ceramah, Diskusi , dan Tugas
 3. Ceramamh, Demonstrasi, dan Eksperimen
 4. Ceramah, Sosiodrama, dan Diskusi
 5. Ceramah, Problem Solving, dan Tugas
 6. Ceramah, Demonstrasi, dan Latihan


Berbagai Pendekatan Dalam Belajar Mengajar

Oleh
RAHAYU SRI SULISTYAWATI, S.Kom, M.Pd

Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakkannya.interaksi yang bertujuan itu disebabkan gurulah yang memaknainya dengan menciptakan lingkungan yang bernialai edukatif demi kepentingan anak didik dalam belajar. Guru ingin memberikan layanan yang baik bagi anak didik. Dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan dan menggairahkan.
Ketika kegiatan belajar mengajar itu berproses guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana , bukan sembarangan yang bisa merugikan anak didik. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam penagajaran.
Ada beberapa pendekatan yang diajukan dalam pembicaraan ini dengan harapan dapat membantu dalam memecahkan berbagai masalah dalam kegiatan belajar mengajar.
1.  Pendekatan Individual
Dalam kegiatan belajar mengajar seurang guru sering melihat peserta didiknya belajar dengan gaya yang berbeda-beda. Perilaku mereka juga bermacam-macam, cara mengemukakan pendapat, cara berpakaian, daya serap, tingkat kecerdasan dan sebagainya, selalu ada variasinya. Masing-masing anak didik memponyai karakteristik tersendiri yang berbeda dari satu anak didik dengan anak didik lainnya.
Perbedaan individual anak didik tersebut memberikan wawasan kepada guru bahwa setrategi pembelajaran harus memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual ini. Dengan kata lain, guru harus melakukan pendekatan individual dalam strategi belajar mengajarnya. Bila tidak, maka strategi belajar tuntas atau mastery learning yang menuntut penguasaan penuh kepada anak didik tidak akan pernah menjadi kenyataan. Paling tidak dengan pendekatan individualdapat diharapkan kepada anak didik denagan tingkat penguasaan optimal.
Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pengajaran. Pengolahan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini. Pemilihan metode tidak bisa begitu saja mengabaikan kegunaan pendekatan individual ini, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saja melakukan pendekatan individual terhadap anak didik di kelas. Persoalan kesulitan belajr anak lebih muda dipecahkan dengan menggunakan pendekatan individual, walaupunsuatu saat pendekatan kelompok diperlukan.
2.     Pendekatan Kelompok
Dalam kegiatan belajar mengajar terkadang ada juga guru yang menggunakan pendekatan lain, yakni pendekatan kelompok. Pendekatan kelompok memang suatu waktu diperlukan dan pelu digunakan untuk membina  dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik adalah sejenis makhluk homo secius, yakni makhluk yang berkecendrungan untuk hidup bersama.
Dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial dikelas. Tentu saja sikap ini pada hal-hal yang baik saja. Mereka sadar bahwa hidup ini saling ketergantungan, seperti ekosistem dalam mata rantai kehidupansemua makhluk hidup di dunia. Tidak ada makhluk hidup yang terus menerus berdiri sendiri tanpa keterlibatan makhluk lain, langsung atau tidak langsung, disadari atau tidak, makhluk lain itu ikut ambil bagian dalam kehidupan makhluk tertentu.
Anak didk dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dalam kelompok, akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan. Yang mempunyai kelebihan dengan ikhlas mau membantu mereka yang memponyai kekurangan. Sebaliknya, mereka yang mempunyai kekurangan dengan rela hati mau belajar dari mereka yang mempunyai kelebihan. Tanpa ada rasa minder. Persaingan yang positif pun terjadi dikelas dalam rangka untuk mencapai prestasi belajr yang optimal. Inilah yang diharapkan, yakni anak didik yang aktif, kreatif, dan mandiri.
Ketika guru akan menggunakan pendekatan kelompok, maka guru harus sudah mempertimbangkan bahwa ahl itu tidak bertentangan dengan tujuan, fasilitas belajar pendukung, metode yang akan dipakai sudah dikuasai, dan bahan yang akn diberiakan kepada anak didik memang cocok didekati dengan pendekatan kelompok. Karena itu, pendekatan kelompok tidak bisa dilakukan secara sembarangan, tetapi harus memnpertimbangkan hah-hal yang ikut mempengaruhi penggunaannya.
Dalam pengolahan kelas, terutama yang berhubungan dengan penempatan anak didik, pendekatan kelompok sangat diperlukan . Perbedaan individual anak didik, pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis dijadikan sebagai pijakan dalam melakukan pendekatan kelompok.
3.     Pendekatan Bervariasi
Ketika guru dihadapkan kepada permasalahan anak didik yang bermasalah, maka guru akan berhadapan dengan permasalahan yang bervariasi. Setiap masalah yang dihadapi oleh anak ddidik tidak selalu sama, terkadang ada perbedaan.
Dalam belajar, anak didik mempunyai motivasi yang berbeda. Pada satu sisi anak didik mempunyai motivasi yang rendah, tetapi pada saat lain anak didik mempunyai motivasi yang tinggi. Anak didik yang satu bergairah belajar, anak didik yang lain kurang bergairah belajar. Sementara sebagian besar anak belajar, satu atau dua orang ank tidak ikut belajar. Mereka duduk dan berbicara (berbincang-bincang) satu sama lain tentang hal-hal lain yang terlepas dari masalah pelajaran.
Dalam mengajar, guru yang hanya menggunakan satu metode biasanya sukar menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam waktu yang relatif lama. Bila terjadi perubahan suasana kelas, sulit menormalkannya kembali. Ini sebagai ada tandanya gangguan dalam proses belajar mengajar. Akibatnya, jalannya pelajaran menjadi kurang efektif, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan pun jadi terganggu. Disebabkan anak didik kurang mampu berkonsentrasi.metode yang hanya satu-satunya dipergunakan tidak dapat diperankan, karena memang gangguan itu terpangkal dari kelemahan metode tersebut. Karena itu, dalam mengajar kebsnysksn guru menggunakan beberapa metode dan jarang sekali menggunakan satu metode.
Permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik bervariasi, maka pendekatan yang digunakan pun akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi pula.Pendekatan bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar bermacam-macam. Kasus yang biasanya muncul dalam penagajaran dengan berbagai motif, sehingga diperlukan variasiteknik pemecahan untuk setiap kasus. Maka kiranya pendekatan bervariasi inisebagai alat yang dapat guru gunakan untuk kepentingan penagajaran.
4.     Pendekatan Edukatif
Apapun yang guru lakukan dalam pendidikan dan pengajaran dengan tujuan untuk mendidik, bukan karena motif-motif lain, seperti karena dendam, karena gengsi, karena ingin ditakuti dan sebagainya.
Anak didik yang telah melakukan kesalahan, yakni membuat keributan didalam kelas ketika guru sedang memberikanpelajaran, misalnya, tidak tepat diberi sanksi hukumdengan cara memukul badannya sehingga luka atau cidera. Hal ini adalah sanksi hukum yang tidak bernilai pendidikan. Guru telah melakukan sankst hukum yang salah. Guru telah menggunakan teori power, yakni teori kekuasaan untuk menundukkan orang lain. Dalam pendidikan, guru akan kurang arif dan bijaksana bila menggunakan kekuasaan. Karena hal itu bisa merugikan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak didik. Pendekatan yang benar bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan edukatif. Setiap tindakan dan perbuatan yang dilakukan guru harus bernilai pendidikan dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar agar menghargai norma hukum, norma susila, norma sosial dan norma agama.
Cukup banyak sikap dan perbuatan yang harus guru lakukan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada anak didik. Salah satu contohnya, misalnya, ketika lonceng tanda masuk kelas telah berbunyi, anak-anak jangan dibiarkan masuk dulu, tetapi suruhlah mereka berbaris di depan pintu masuk dan perintahkanlah ketua kelas untuk mengatur barisan. Semua anak perempuan berbaris dalam kelompok sejenisnya. Demikian juga semua anak laki-laki, berbaris dalam kelompok sejenisnya. Jadi, berisan dibentuk menjadi dua dengan pandangan terarah kepintu masuk. Di sisi pintu masuk guru berdiri sambil mengontrol bagaimana anak-anak berbarisdi depan pintu masuk kelas. Semua anak di persilahkan masuk oleh ketua kelas. Mereka pon satu persatu masuk kelas, merka satu persatu menyalami guru. Semua anak-anak masuk dan pelajaran pun dimulai.
Contoh diatas menggambarkan pendekatan edukatif yang di lakukan telah oleh guru dengan menyuruh anak didik berbaris di depan pintu masuk kelas. Guru telah meletakkan tujuan untuk mwmbina watak anak didik dengan pendidikan akhlak yang mulia.
Kasuistis yang terjadi di sekolah biasanya tidak hanya satu, tetapi bermacam-macam jenis dan tigkat kesukarannya. Hal ini menghendaki pendekatan yang tepat. Berbagai kasus yang terjadi selain dapat di ndekati dengan pendekatan individual, pendekatan kelompok, dan juga pendekatan kelompok. Namun yang penting untuk di ingat adalah bahwa pendekatan individual harus bedampingan dengan pendekatan edukatif. Pendekatan kelompok harus berdampingan dengan pendekatan edukatif, dan pendekatan bervariasi harus berdampingan dengan pendekatan edukatif. Dengan demikian, semua pendekatan yang dilakukan oleh guru harus bernilai edukatif, denagn tujuan mendidik.
Selain berbagai pendekatan yang telah di sebutkan diatas, ada lagi pendekatan-pendekatan lain. Berdasarkan kurikulum atau Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Pendidikan Agama islam SLTP tahun 1994 disebutkan lima macam pedekatan untuk pendidikan agama islam, yaitu pendekatan pengalaman, pendekatan pembiasaan, pendekatan emosional, pendekatan rasioanal, dan pendekaran fungsional.
Kelima macam  pendekatan ini diajukan, karena pendidikan agama islam disekolah umum dilaksanakan melalui kegiatan intra dan ekstra kurikuler yang satu sama lainnya saling menunjang dan saling melengkapi. Kelima pendekatan tersebut dijelaskan sebagai berikut :
5.     Pendekatan pengalaman
Experience is the best teacher, pengalaman adalah guru yang baik. Pengalaman adalah guru yang bisu yang tak pernah marah. Pengalaman adalah guru yang tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh siapapun juga. Meskipun pengalaman diperlukan dan selalu dicari selama hidup, namun tidak semua pengalaman dapat bersifat mendidik (educative experience). Karena ada pengalaman yang tidak bersifat mendidik. Suatu pengalaman dikatakan tidak mendidik, jika guru tidak membawa anak kearah tujuan pendidikan, akan tetapi menyelewengkan dari tujuan itu, misalnya “mendidik anak menjadi pencopet”. Karena itu ciri-ciri pengalaman yang edukatif adalah berpusat pada suatu tujuan yang berarti bagi anak, kontinu dengan kehidupan anak, interaktif dengan lingkungan, dan menambah integrasi anak.         Pembiasaan adalah alat pendidikan. Yang sangat penting bagi anak yang masih kecil.dikarena kan pembiasaan itu suatu aktivitas pada anak  dikemudian hari. Pembiasaan yang baek akan membentuk sosok kepribadian manusia yang baek juga dan sebaliknya pembiasaan yang buruk akan membentuk sosok kpribadian manusia yang buruk. Begitulah biasanya yang terlihat dan terjadi pada diri seseorang. Dikarenakan didalam kehidupan bermasyakat dan kepribadian ini selalu ada betentangan dan sering terjadi konflik .
6.  Pendekatan Pembiasaan
Pembiasaan adalah alat pendidikan. Yang sangat penting bagi anak yang masih kecil.dikarena kan pembiasaan itu suatu aktivitas pada anak  dikemudian hari. Pembiasaan yang baik akan membentuk sosok kepribadian manusia yang baik juga dan sebaliknya pembiasaan yang buruk akan membentuk sosok kpribadian manusia yang buruk. Begitulah biasanya yang terlihat dan terjadi pada diri seseorang. Dikarenakan didalam kehidupan bermasyakat dan kepribadian ini selalu ada betentangan dan sering terjadi konflik.
Cara berfikir anak kecil tidak sama dengan anak dewasa yang berfikir abstrak. Anak kecil hanya berfikir konkrit. Contoh anak kecil sukar barfikir kata benda yang abstrak.anak kecil memang belu mempunyai kewajiban tetapi dia sudah mempunyai hak, seperti hak dipelihara, hak dilindungi, hak diberi makanan yang bergizi, dan hak mendapatkan pendidikan. Salah satu cara untuk memberikan  hak dalam bidang pendidikan dengan cara memberikan kebiasaan yang baik dalam kehidupan mereka. Dalam kebiasaan-kebiasaan itu anak akan terbiasa menurut dan mentaati peraturan. Menanamkan kebiasaan yang baik memang tidak mudah dan memakan waktu yang lama. Pada awl kehidupan anak tanamkanlah kebiasaan yang baik dan jangan sekali-kali mendidik anak yang tidak baik contoh berdusta, tidak disiplin, suka berkelahi dan sebagainya. Tanamkanlah pada anak kebiasaan ikhlas contoh melakukan puasa, menolong pada orang yang kesukaran, melakukan sholat lima waktu. Bertolak dari pendidikan kebiasaan itulah yang menyebabkan kebiasaan sabagai pendekatan pembiasaan.
7.  Pendekatan Emosional
Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada dalam diri seseoarang. Emosi yang berhungan dengan masalah perasaan. Semua orang mempunyai perasaan baik perasaan jasmaniah maupun rohaniah.
Perasaan bagi manusia pada umumnya adalah dapat menyesuaikan diri denagn keadaan alam sekitar. Orang yang emosional adalah orang yang mudah tergugah perasaannya. Misalnya, menonton film adegan sedih, seseorang akan menangis atau sedih.
Emosional atau perasaan adalah suatu yang peka. Emosi akan memberi tanggapan (respons) bila ada rangsangan (stimulus) dari luar diri seseorang . baik rangsangan verbal maupun nonverbal. Rangsangan verbal itu misalnya ceramah, cerita, sindiran, pujian, ejekan, berita, peritah dan sebagainya. Sedangkan rangsangan nonverbal dalam bentuk perilaku berupa sikap dan perbuatan.



Emosi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kepribadian seseorang. Itulah sebabnya pendekatan emosinal yang berdasarkan emosi atau perasaan yang dijadikan sebagai salah satu pendekatan dalam pendidikan dan pengajaran. Dengan pendekatan ini diusahakan selalu mengembangkan perasaan keagamaan siswa agar bertambah kuat keyakinannya akan kebesaran Allah SWT dan kebenaran ajaran agamanya.
8.  Pendekatan Rasional
Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah SWT yang sempurna. Yang berbeda dengan makhluk lainnya. Perbedaannya pada akal. Manusia mempunyai akal sedangkan mahluk lainnya seperti hewan tidak menpunyai akal.
Manusia bisa membedakan mana perbuatan yang baik dan mana yang buruk. Sedangkan makhluk lainnya seperti binatang tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Walaupun keterbatasan akal untuk memikirkan dan memecahkan tetapi bahwa akal itu dapat dicapai ketinggian ilmu pengetahuan.
Akal atau rasio memang mempunyai potensi untuk menaklukan dunia. Sebaiknya akal dijadikan alat untuk membuktikan kebenaran ajaran-ajaran agama.agar keyakinan yang dianut bertambah kokoh, Keampuhan akal rasio dijadikan pendekatan yang disebut pendekatan rasional .
9.  Pendekatan Fungsional
Ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh anak disekolah bukan hanya sekedar pengisi otak, tetapi diharapkan berguna bagi kehidupan anak, baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Anak dapat memanfaatkan ilmunya untuk kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. Anak dapat merasakan manfaat dari ilmu yang didapatnya disekolah.anak mendayagunakan nilai guna dari suatu ilmu untuk kepentingan hidupnya.maka nilai ilmu sudah fungsional didalam diri anak.
Pendekatan fungsional yang diterapkan disekolah diharapkan dapat menjambatani harapan tersebut.guna untuk memperlicin kearah yang sama. Dalam hal ini ada beberapa metode mengajar, antar lain adalah metode latihan, pemberian tugas, ceramah, tanya jawab, dan sebagainya
10.  Pendekatan Keagamaan
Pendidikan dan pelajaran disekolah tidak hanya memberikan satu atau dua macam mata pelajaran, tetapi terdiri dari banyak mata pelajaran.dalam prateknya tidak hanya digunakan satu, tetapi bisa juga penggabungan dua atau lebih pendekatan.
Dengan penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti prinsip korelasi dan sosialisasi, guru dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran.khususnya untuk mata pelajaran umum sangat penting dengan pendekatan keagamaan. Hal ini dimaksudkan agar nilai budaya ini tidak sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama. Tentu sajaguru harus menguasai ajaran-ajaran agama yang sesuai dengan mata pelajaran yang dipegang. Mata pelajaran biologi, misalnya, bukan terpisah dari masalah agama,tetapi ada hubunganya. Persoalan nya sekarng terletak mau atau tidaknya guru mata pelajaran tersebut.
Pendekatan agama dapat membantu guru untuk memperkecil kerdilnya jiwa agama didalam diri siswa, agar nilai-nilai agamanya tidak dicemoohkan dan dilecehkan, tetapi diyakini, dipahami,dihayati dan diamalkan secara hayat siswa dikandung badan.
11.   Pendekatan kebermaknaan
Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan pikiran, pendapat, dan perasaan, secara lisan atau tulisan. Bahasa inggris bahasa asing yang pertama di indonesia yang dianggap penting untuk tujuan penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan.kegagalan penguasaan bahasa inggris oleh siswa salah satu sebabnya kurang tepatnya pendekatan yang digunakan oleh guru selain faktor lain seperti faktor sejarah, fasilitas, dan lingkungan serta kompetensi guru itu sendiri. Ada beberapa konsep penting  yang  menyadari pendekatan ini sebagai berikut :
  1. Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui struktur ( tata bahasa dan kosa kata).
  2. makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi yang merupakan konsep dasar dalam pendekatan kebermaknaan pengajaran bahasa yang natura.
  3. makna dapat diwujudkan melalui kalimat yang berbeda, baik secara lisan maupun tertulis. Suatu kalimat dapat mempunyai makna yang berbeda tergantung pada situasi saat kalimat digunakan.
  4. belajar bahasa asing adalah belajar berkomunikasi melalui bahasa tersebut, sebagai bahasa sasaran, baik secara lisan maupun tertulis. Belajar berkomunikasi ini perlu didukung oleh pembelajaran unsur-unsur bahasa sasaran.
  5. motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan belajarnya. Kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahan peljaran dan kegiatan pembelajaran siswa yang bersangkutan.
  6. bahan pelajaran dan kegiatan pembeljaran menjadi lebih penting bermakna bagi siswa jika berhubungan dengan kebutuhan siswa yang berkaitan dengan pengalaman, minat, tata nilai, dan masa depannya.
  7. dalam proses belajar mengajar siswa merupakan subjek utama, tidak hanya sebagai objek belaka. Karena itu, ciri-ciri dan kebutuhan mereka harus dipertimbangkan dalam segala keputusan yang berkaitan dengan pengajaran.
  8. dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa mengembangkan ketrampilan berbahasanya.




KESIMPULAN:
Akhirnya, perlu diikhtisarkan bahwa ada berbagai pendekatan yang dapat dipergunakan dalam pendidikan dan pengajaran, yaitu pendekatan indivial, pendekatan kelompok, pendekatan bervariasi, pendekatan edukatif, pendekatan pengalaman, pendekatan pembiasaan, pendekatan emosional, pendekatan keagamaan, dan pendekatan kebermaknaan.

HAKIKAT, CIRI DAN KOMPONEN BELAJAR MENGAJAR

Oleh :
RAHAYU SRI SULISTYAWATI, S.Kom, M.Pd

Sebagai guru sudah menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan anak didik ke tujuan pengajaran. Sebagai kegiatan yang bernilai edukatif, maka belajar mengajar mempunyai hakikat, ciri dan komponen. Ketiga aspek ini perlu betul guru ketahui guna menunjang tugas di medan pengabdian. Ketiga aspek tersebut adalah :

A. Hakikat Belajar Mengajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, anak didik adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan pengajaran karena itu, inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapinya. Keaktifan anak didik di sana tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya anak didik tidak belajar, karena anak didik tidak merasakan perubahan di dalam dirinya. Padahal belajar pada hakikatnya adalah “Perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar. Walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kegiatan belajar. Misalnya, perubahan fisik, mabuk, gila dan sebagainya. Akhirnya, bila hakikat belajar adalah “perubahan”, maka hakikat belajar mengajar adalah proses “perubahan” yang dilkakukan oleh guru.

B. Ciri-Ciri Belajar Mengajar
Sebagai suatu proses perngaturan, kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari ciri-ciri tertentu, yang menurut Edi Suardi sebagai berikut :
1.     Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu. Inilah yang dimaksud dengan kegiatan belajar mengajar itu sadar akan tujuan, dengan menempatkan anak didik sebagai pusat perhatian.
2.     Ada suatu proses (jalannya interaksi) yang direncanakan, di desain untuk mencapai secara optimal, maka dalam melakukan interaksi perlu ada prosedur, atau langkah-langkah sistematik dan relevan.
3.     Kegiatan belajar mengajarditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus. Dalam hal ini materi harus di desain sedemikian rupa, sehingga cocok untuk mencapai tujuan.
4.         Ditandai dengan aktivitas anak didik. Sebagai konsekuensi, bahwa anak didik merupakan syarat untuk bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
5.         Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing. Dalam perannya sebagai pembimbing, guru harus berusaha menghidupkan dan memberi motivasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif.
6.         Dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan dispilin. Disiplin dalam kegiatan belajar mengajar ini diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar.
7.         Ada batas waktu. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem berkelas (kelompok anak didik), batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditingkatkan. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu, kapan tujuan itu sudah harus tercapai.
8.         Evaluasi. Dari seluruh kagiatan diatas, masalah evaluasi bagian penting yang tidak bisa diabaikan, setelah guru melakukan kegiatan belajar mengajar. Evaluasi harus guru lalkukan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran yang telah dilakukan.

C. Komponen-Komponen Belajar Mengajar 
Sebagai suatu sistem tentu saja kegiatan belajar mengajar mengandung sejumlah komponen yang meliputi :
1.    Tujuan 
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan, karena hal itu adalah suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan ke arah amana kagiatan itu akan di bawah. Akhirnya, guru tidak bisa mengabaikan masalah perumusan tujuan bila ingin memprogramkan pengajaran.
2.    Bahan Pelajaran 
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Karena itu, guru yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikannya pada anak didik. Ada dua persoalan dalam penguasaan bahan pelajaran ini, yakni penguasaan bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap. Bahan pelajaran pokok adalah bahan pelajaran yang menyangkut bidang studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan profesinya (disiplin keilmuannya). Sedangkan bahan pelajaran pelengkap atau penunjang adalah bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan seorang guru agar dalam mengajar dapat menunjang penyampaian bahan pelajaran pokok. Bahan penunjang ini biasanya bahan yang terlepas dari dispilin keilmuan guru, tetapi dapat digunakan sebagai penunjang dalam penyampaian bahan pelajaran pokok. Pemakaian bahan pelajaran penunjang ini harus disesuaikan dengan bahan pelajaran pokok yang dipegang agar dapat memberikan motivasi kepada sebagian besar atau semua anak didik.
3. Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkam akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran, kegiatan belajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai.  Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan anak didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu anak didiklah yang lebih aktif, bukan guru. Guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator.
4. Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, mereka diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan (Syaiful Bahri Djamarah, 1991: 72).
         5. Alat
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi, yaitu alat sebagai perlengkapan, alat sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan dan alat sebagai tujuan (Dr. Ahmad D. Marimba, 1989: 51).
6. Sumber Pelajaran 
Yang dimaksud dengan sumber-sumber bahan dan belajar adalah sebagai sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang (Drs. Udin Saripuddin Winataputra, M.A. dan Drs. Rustana Ardiwinata, 1991: 165). Dengan demikian, sumber belajar itu merupakan bahan/materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-halbaru bagi si pelajar. Sebab pada hakikatnya belajar adalah untuk mendapatkan hal-hal baru (perubahan).
          7. Evaluasi Istilah
 Evaluasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu evaluation. Dalam buku Essentials of Educational Evaluation karangan Edwin Wand dan Gerald W. Brown. Dikatakan bahwa Evaluation refer to the act or prosess to determining the value of something. Jadi, menurut Wind dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Sesuai dengan pendapat di atas, maka menurut Wayan Nurkancana dan P.P.N. Sumartana, (1983: 1) evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai sebagai sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan. Berbeda dengan pendapat tersebut, Ny. Drs. Roestiyah N.K. (1989: 85) mengatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.