Rabu, 08 Februari 2012


Berbagai Pendekatan Dalam Belajar Mengajar

Oleh
RAHAYU SRI SULISTYAWATI, S.Kom, M.Pd

Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakkannya.interaksi yang bertujuan itu disebabkan gurulah yang memaknainya dengan menciptakan lingkungan yang bernialai edukatif demi kepentingan anak didik dalam belajar. Guru ingin memberikan layanan yang baik bagi anak didik. Dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan dan menggairahkan.
Ketika kegiatan belajar mengajar itu berproses guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana , bukan sembarangan yang bisa merugikan anak didik. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam penagajaran.
Ada beberapa pendekatan yang diajukan dalam pembicaraan ini dengan harapan dapat membantu dalam memecahkan berbagai masalah dalam kegiatan belajar mengajar.
1.  Pendekatan Individual
Dalam kegiatan belajar mengajar seurang guru sering melihat peserta didiknya belajar dengan gaya yang berbeda-beda. Perilaku mereka juga bermacam-macam, cara mengemukakan pendapat, cara berpakaian, daya serap, tingkat kecerdasan dan sebagainya, selalu ada variasinya. Masing-masing anak didik memponyai karakteristik tersendiri yang berbeda dari satu anak didik dengan anak didik lainnya.
Perbedaan individual anak didik tersebut memberikan wawasan kepada guru bahwa setrategi pembelajaran harus memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual ini. Dengan kata lain, guru harus melakukan pendekatan individual dalam strategi belajar mengajarnya. Bila tidak, maka strategi belajar tuntas atau mastery learning yang menuntut penguasaan penuh kepada anak didik tidak akan pernah menjadi kenyataan. Paling tidak dengan pendekatan individualdapat diharapkan kepada anak didik denagan tingkat penguasaan optimal.
Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pengajaran. Pengolahan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini. Pemilihan metode tidak bisa begitu saja mengabaikan kegunaan pendekatan individual ini, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saja melakukan pendekatan individual terhadap anak didik di kelas. Persoalan kesulitan belajr anak lebih muda dipecahkan dengan menggunakan pendekatan individual, walaupunsuatu saat pendekatan kelompok diperlukan.
2.     Pendekatan Kelompok
Dalam kegiatan belajar mengajar terkadang ada juga guru yang menggunakan pendekatan lain, yakni pendekatan kelompok. Pendekatan kelompok memang suatu waktu diperlukan dan pelu digunakan untuk membina  dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik adalah sejenis makhluk homo secius, yakni makhluk yang berkecendrungan untuk hidup bersama.
Dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial dikelas. Tentu saja sikap ini pada hal-hal yang baik saja. Mereka sadar bahwa hidup ini saling ketergantungan, seperti ekosistem dalam mata rantai kehidupansemua makhluk hidup di dunia. Tidak ada makhluk hidup yang terus menerus berdiri sendiri tanpa keterlibatan makhluk lain, langsung atau tidak langsung, disadari atau tidak, makhluk lain itu ikut ambil bagian dalam kehidupan makhluk tertentu.
Anak didk dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dalam kelompok, akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan. Yang mempunyai kelebihan dengan ikhlas mau membantu mereka yang memponyai kekurangan. Sebaliknya, mereka yang mempunyai kekurangan dengan rela hati mau belajar dari mereka yang mempunyai kelebihan. Tanpa ada rasa minder. Persaingan yang positif pun terjadi dikelas dalam rangka untuk mencapai prestasi belajr yang optimal. Inilah yang diharapkan, yakni anak didik yang aktif, kreatif, dan mandiri.
Ketika guru akan menggunakan pendekatan kelompok, maka guru harus sudah mempertimbangkan bahwa ahl itu tidak bertentangan dengan tujuan, fasilitas belajar pendukung, metode yang akan dipakai sudah dikuasai, dan bahan yang akn diberiakan kepada anak didik memang cocok didekati dengan pendekatan kelompok. Karena itu, pendekatan kelompok tidak bisa dilakukan secara sembarangan, tetapi harus memnpertimbangkan hah-hal yang ikut mempengaruhi penggunaannya.
Dalam pengolahan kelas, terutama yang berhubungan dengan penempatan anak didik, pendekatan kelompok sangat diperlukan . Perbedaan individual anak didik, pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis dijadikan sebagai pijakan dalam melakukan pendekatan kelompok.
3.     Pendekatan Bervariasi
Ketika guru dihadapkan kepada permasalahan anak didik yang bermasalah, maka guru akan berhadapan dengan permasalahan yang bervariasi. Setiap masalah yang dihadapi oleh anak ddidik tidak selalu sama, terkadang ada perbedaan.
Dalam belajar, anak didik mempunyai motivasi yang berbeda. Pada satu sisi anak didik mempunyai motivasi yang rendah, tetapi pada saat lain anak didik mempunyai motivasi yang tinggi. Anak didik yang satu bergairah belajar, anak didik yang lain kurang bergairah belajar. Sementara sebagian besar anak belajar, satu atau dua orang ank tidak ikut belajar. Mereka duduk dan berbicara (berbincang-bincang) satu sama lain tentang hal-hal lain yang terlepas dari masalah pelajaran.
Dalam mengajar, guru yang hanya menggunakan satu metode biasanya sukar menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam waktu yang relatif lama. Bila terjadi perubahan suasana kelas, sulit menormalkannya kembali. Ini sebagai ada tandanya gangguan dalam proses belajar mengajar. Akibatnya, jalannya pelajaran menjadi kurang efektif, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan pun jadi terganggu. Disebabkan anak didik kurang mampu berkonsentrasi.metode yang hanya satu-satunya dipergunakan tidak dapat diperankan, karena memang gangguan itu terpangkal dari kelemahan metode tersebut. Karena itu, dalam mengajar kebsnysksn guru menggunakan beberapa metode dan jarang sekali menggunakan satu metode.
Permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik bervariasi, maka pendekatan yang digunakan pun akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi pula.Pendekatan bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar bermacam-macam. Kasus yang biasanya muncul dalam penagajaran dengan berbagai motif, sehingga diperlukan variasiteknik pemecahan untuk setiap kasus. Maka kiranya pendekatan bervariasi inisebagai alat yang dapat guru gunakan untuk kepentingan penagajaran.
4.     Pendekatan Edukatif
Apapun yang guru lakukan dalam pendidikan dan pengajaran dengan tujuan untuk mendidik, bukan karena motif-motif lain, seperti karena dendam, karena gengsi, karena ingin ditakuti dan sebagainya.
Anak didik yang telah melakukan kesalahan, yakni membuat keributan didalam kelas ketika guru sedang memberikanpelajaran, misalnya, tidak tepat diberi sanksi hukumdengan cara memukul badannya sehingga luka atau cidera. Hal ini adalah sanksi hukum yang tidak bernilai pendidikan. Guru telah melakukan sankst hukum yang salah. Guru telah menggunakan teori power, yakni teori kekuasaan untuk menundukkan orang lain. Dalam pendidikan, guru akan kurang arif dan bijaksana bila menggunakan kekuasaan. Karena hal itu bisa merugikan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak didik. Pendekatan yang benar bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan edukatif. Setiap tindakan dan perbuatan yang dilakukan guru harus bernilai pendidikan dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar agar menghargai norma hukum, norma susila, norma sosial dan norma agama.
Cukup banyak sikap dan perbuatan yang harus guru lakukan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada anak didik. Salah satu contohnya, misalnya, ketika lonceng tanda masuk kelas telah berbunyi, anak-anak jangan dibiarkan masuk dulu, tetapi suruhlah mereka berbaris di depan pintu masuk dan perintahkanlah ketua kelas untuk mengatur barisan. Semua anak perempuan berbaris dalam kelompok sejenisnya. Demikian juga semua anak laki-laki, berbaris dalam kelompok sejenisnya. Jadi, berisan dibentuk menjadi dua dengan pandangan terarah kepintu masuk. Di sisi pintu masuk guru berdiri sambil mengontrol bagaimana anak-anak berbarisdi depan pintu masuk kelas. Semua anak di persilahkan masuk oleh ketua kelas. Mereka pon satu persatu masuk kelas, merka satu persatu menyalami guru. Semua anak-anak masuk dan pelajaran pun dimulai.
Contoh diatas menggambarkan pendekatan edukatif yang di lakukan telah oleh guru dengan menyuruh anak didik berbaris di depan pintu masuk kelas. Guru telah meletakkan tujuan untuk mwmbina watak anak didik dengan pendidikan akhlak yang mulia.
Kasuistis yang terjadi di sekolah biasanya tidak hanya satu, tetapi bermacam-macam jenis dan tigkat kesukarannya. Hal ini menghendaki pendekatan yang tepat. Berbagai kasus yang terjadi selain dapat di ndekati dengan pendekatan individual, pendekatan kelompok, dan juga pendekatan kelompok. Namun yang penting untuk di ingat adalah bahwa pendekatan individual harus bedampingan dengan pendekatan edukatif. Pendekatan kelompok harus berdampingan dengan pendekatan edukatif, dan pendekatan bervariasi harus berdampingan dengan pendekatan edukatif. Dengan demikian, semua pendekatan yang dilakukan oleh guru harus bernilai edukatif, denagn tujuan mendidik.
Selain berbagai pendekatan yang telah di sebutkan diatas, ada lagi pendekatan-pendekatan lain. Berdasarkan kurikulum atau Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Pendidikan Agama islam SLTP tahun 1994 disebutkan lima macam pedekatan untuk pendidikan agama islam, yaitu pendekatan pengalaman, pendekatan pembiasaan, pendekatan emosional, pendekatan rasioanal, dan pendekaran fungsional.
Kelima macam  pendekatan ini diajukan, karena pendidikan agama islam disekolah umum dilaksanakan melalui kegiatan intra dan ekstra kurikuler yang satu sama lainnya saling menunjang dan saling melengkapi. Kelima pendekatan tersebut dijelaskan sebagai berikut :
5.     Pendekatan pengalaman
Experience is the best teacher, pengalaman adalah guru yang baik. Pengalaman adalah guru yang bisu yang tak pernah marah. Pengalaman adalah guru yang tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh siapapun juga. Meskipun pengalaman diperlukan dan selalu dicari selama hidup, namun tidak semua pengalaman dapat bersifat mendidik (educative experience). Karena ada pengalaman yang tidak bersifat mendidik. Suatu pengalaman dikatakan tidak mendidik, jika guru tidak membawa anak kearah tujuan pendidikan, akan tetapi menyelewengkan dari tujuan itu, misalnya “mendidik anak menjadi pencopet”. Karena itu ciri-ciri pengalaman yang edukatif adalah berpusat pada suatu tujuan yang berarti bagi anak, kontinu dengan kehidupan anak, interaktif dengan lingkungan, dan menambah integrasi anak.         Pembiasaan adalah alat pendidikan. Yang sangat penting bagi anak yang masih kecil.dikarena kan pembiasaan itu suatu aktivitas pada anak  dikemudian hari. Pembiasaan yang baek akan membentuk sosok kepribadian manusia yang baek juga dan sebaliknya pembiasaan yang buruk akan membentuk sosok kpribadian manusia yang buruk. Begitulah biasanya yang terlihat dan terjadi pada diri seseorang. Dikarenakan didalam kehidupan bermasyakat dan kepribadian ini selalu ada betentangan dan sering terjadi konflik .
6.  Pendekatan Pembiasaan
Pembiasaan adalah alat pendidikan. Yang sangat penting bagi anak yang masih kecil.dikarena kan pembiasaan itu suatu aktivitas pada anak  dikemudian hari. Pembiasaan yang baik akan membentuk sosok kepribadian manusia yang baik juga dan sebaliknya pembiasaan yang buruk akan membentuk sosok kpribadian manusia yang buruk. Begitulah biasanya yang terlihat dan terjadi pada diri seseorang. Dikarenakan didalam kehidupan bermasyakat dan kepribadian ini selalu ada betentangan dan sering terjadi konflik.
Cara berfikir anak kecil tidak sama dengan anak dewasa yang berfikir abstrak. Anak kecil hanya berfikir konkrit. Contoh anak kecil sukar barfikir kata benda yang abstrak.anak kecil memang belu mempunyai kewajiban tetapi dia sudah mempunyai hak, seperti hak dipelihara, hak dilindungi, hak diberi makanan yang bergizi, dan hak mendapatkan pendidikan. Salah satu cara untuk memberikan  hak dalam bidang pendidikan dengan cara memberikan kebiasaan yang baik dalam kehidupan mereka. Dalam kebiasaan-kebiasaan itu anak akan terbiasa menurut dan mentaati peraturan. Menanamkan kebiasaan yang baik memang tidak mudah dan memakan waktu yang lama. Pada awl kehidupan anak tanamkanlah kebiasaan yang baik dan jangan sekali-kali mendidik anak yang tidak baik contoh berdusta, tidak disiplin, suka berkelahi dan sebagainya. Tanamkanlah pada anak kebiasaan ikhlas contoh melakukan puasa, menolong pada orang yang kesukaran, melakukan sholat lima waktu. Bertolak dari pendidikan kebiasaan itulah yang menyebabkan kebiasaan sabagai pendekatan pembiasaan.
7.  Pendekatan Emosional
Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada dalam diri seseoarang. Emosi yang berhungan dengan masalah perasaan. Semua orang mempunyai perasaan baik perasaan jasmaniah maupun rohaniah.
Perasaan bagi manusia pada umumnya adalah dapat menyesuaikan diri denagn keadaan alam sekitar. Orang yang emosional adalah orang yang mudah tergugah perasaannya. Misalnya, menonton film adegan sedih, seseorang akan menangis atau sedih.
Emosional atau perasaan adalah suatu yang peka. Emosi akan memberi tanggapan (respons) bila ada rangsangan (stimulus) dari luar diri seseorang . baik rangsangan verbal maupun nonverbal. Rangsangan verbal itu misalnya ceramah, cerita, sindiran, pujian, ejekan, berita, peritah dan sebagainya. Sedangkan rangsangan nonverbal dalam bentuk perilaku berupa sikap dan perbuatan.



Emosi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kepribadian seseorang. Itulah sebabnya pendekatan emosinal yang berdasarkan emosi atau perasaan yang dijadikan sebagai salah satu pendekatan dalam pendidikan dan pengajaran. Dengan pendekatan ini diusahakan selalu mengembangkan perasaan keagamaan siswa agar bertambah kuat keyakinannya akan kebesaran Allah SWT dan kebenaran ajaran agamanya.
8.  Pendekatan Rasional
Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah SWT yang sempurna. Yang berbeda dengan makhluk lainnya. Perbedaannya pada akal. Manusia mempunyai akal sedangkan mahluk lainnya seperti hewan tidak menpunyai akal.
Manusia bisa membedakan mana perbuatan yang baik dan mana yang buruk. Sedangkan makhluk lainnya seperti binatang tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Walaupun keterbatasan akal untuk memikirkan dan memecahkan tetapi bahwa akal itu dapat dicapai ketinggian ilmu pengetahuan.
Akal atau rasio memang mempunyai potensi untuk menaklukan dunia. Sebaiknya akal dijadikan alat untuk membuktikan kebenaran ajaran-ajaran agama.agar keyakinan yang dianut bertambah kokoh, Keampuhan akal rasio dijadikan pendekatan yang disebut pendekatan rasional .
9.  Pendekatan Fungsional
Ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh anak disekolah bukan hanya sekedar pengisi otak, tetapi diharapkan berguna bagi kehidupan anak, baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Anak dapat memanfaatkan ilmunya untuk kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. Anak dapat merasakan manfaat dari ilmu yang didapatnya disekolah.anak mendayagunakan nilai guna dari suatu ilmu untuk kepentingan hidupnya.maka nilai ilmu sudah fungsional didalam diri anak.
Pendekatan fungsional yang diterapkan disekolah diharapkan dapat menjambatani harapan tersebut.guna untuk memperlicin kearah yang sama. Dalam hal ini ada beberapa metode mengajar, antar lain adalah metode latihan, pemberian tugas, ceramah, tanya jawab, dan sebagainya
10.  Pendekatan Keagamaan
Pendidikan dan pelajaran disekolah tidak hanya memberikan satu atau dua macam mata pelajaran, tetapi terdiri dari banyak mata pelajaran.dalam prateknya tidak hanya digunakan satu, tetapi bisa juga penggabungan dua atau lebih pendekatan.
Dengan penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti prinsip korelasi dan sosialisasi, guru dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran.khususnya untuk mata pelajaran umum sangat penting dengan pendekatan keagamaan. Hal ini dimaksudkan agar nilai budaya ini tidak sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama. Tentu sajaguru harus menguasai ajaran-ajaran agama yang sesuai dengan mata pelajaran yang dipegang. Mata pelajaran biologi, misalnya, bukan terpisah dari masalah agama,tetapi ada hubunganya. Persoalan nya sekarng terletak mau atau tidaknya guru mata pelajaran tersebut.
Pendekatan agama dapat membantu guru untuk memperkecil kerdilnya jiwa agama didalam diri siswa, agar nilai-nilai agamanya tidak dicemoohkan dan dilecehkan, tetapi diyakini, dipahami,dihayati dan diamalkan secara hayat siswa dikandung badan.
11.   Pendekatan kebermaknaan
Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan pikiran, pendapat, dan perasaan, secara lisan atau tulisan. Bahasa inggris bahasa asing yang pertama di indonesia yang dianggap penting untuk tujuan penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan.kegagalan penguasaan bahasa inggris oleh siswa salah satu sebabnya kurang tepatnya pendekatan yang digunakan oleh guru selain faktor lain seperti faktor sejarah, fasilitas, dan lingkungan serta kompetensi guru itu sendiri. Ada beberapa konsep penting  yang  menyadari pendekatan ini sebagai berikut :
  1. Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui struktur ( tata bahasa dan kosa kata).
  2. makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi yang merupakan konsep dasar dalam pendekatan kebermaknaan pengajaran bahasa yang natura.
  3. makna dapat diwujudkan melalui kalimat yang berbeda, baik secara lisan maupun tertulis. Suatu kalimat dapat mempunyai makna yang berbeda tergantung pada situasi saat kalimat digunakan.
  4. belajar bahasa asing adalah belajar berkomunikasi melalui bahasa tersebut, sebagai bahasa sasaran, baik secara lisan maupun tertulis. Belajar berkomunikasi ini perlu didukung oleh pembelajaran unsur-unsur bahasa sasaran.
  5. motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan belajarnya. Kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahan peljaran dan kegiatan pembelajaran siswa yang bersangkutan.
  6. bahan pelajaran dan kegiatan pembeljaran menjadi lebih penting bermakna bagi siswa jika berhubungan dengan kebutuhan siswa yang berkaitan dengan pengalaman, minat, tata nilai, dan masa depannya.
  7. dalam proses belajar mengajar siswa merupakan subjek utama, tidak hanya sebagai objek belaka. Karena itu, ciri-ciri dan kebutuhan mereka harus dipertimbangkan dalam segala keputusan yang berkaitan dengan pengajaran.
  8. dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa mengembangkan ketrampilan berbahasanya.




KESIMPULAN:
Akhirnya, perlu diikhtisarkan bahwa ada berbagai pendekatan yang dapat dipergunakan dalam pendidikan dan pengajaran, yaitu pendekatan indivial, pendekatan kelompok, pendekatan bervariasi, pendekatan edukatif, pendekatan pengalaman, pendekatan pembiasaan, pendekatan emosional, pendekatan keagamaan, dan pendekatan kebermaknaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar